KotaTombatu
Kota Tombatu, adalah salah satu kecamatan yang berada di kabupaten minahasa tenggara, Letak Kecamatan Tombatu berada di Selatan Gunung Soputan. Sekitar 15 km dari ratahan, ibu kota minahasa tenggara
Sejarah Desa Minahasa serta cerita rakyat Tonsawang secara turun-temurun menceritakan bahwa sekitar tahun 1660 , datanglah rombongan orang - orang dari sebelah utara yang berasal dari Luaan yang dipimpin oleh Tonaas Mamosey dan dari Wewelan yang dipimpin oleh Tonaas Lewulan yang menyelamatkan diri dari perang antara penduduk Tondano melawan Belanda ( Perang Tondano 1 tahun 1960-1961 ) .
Setelah berhari - hari merilis pesisir danau Tondano dan melintasi antara Gunung Soputan dan gunung Manimporok , mereka tiba di danau Bulilin . Mula - mula penduduk setempat tidak menerima kedatangan mereka . Namun setelah mendengar bahasa mereka banyak persamaan dengan bahasa setempat , pada akhirya mereka diterima untuk bermukim disitu . Rombongan dari Luaan pemukiman pemukiman di Barat dan mereka disebut ( Touluaan ) .
Sedangkan rombongan dari Wewelan bermukim disebelah Utara dan Timur . Mereka disebut Tou Wewelan ( Betelen ) . Setelah penduduk yang bermukim di sekitar Danau Bulilin bertambah banyak pada 1665 pada tahun 1665 pada Tona Walian dan Potuusan pengaturan untuk mengetahui pengukuran kedalaman danau Bulilin dan bahwa dasar danau tersebut herbentuk dataran yang berkedalaman antara 10-12 meter, sehingga jika dikeringkan, akan muncul suatu dataran yang dapat dijadikan pemukiman dan persawahan baru . Sedangkan tempat yang lebih dalalm akan tetap berbentuk danau sebagai sumber perikanan .
Semula air danau Bulilin mengalir ke arah Barat melalui pintu air alami yang di sebut Kelewonang yang artinya sama seperti pintu . membentuk Tutuhunan ( air terjun ) setinggi 50 meter dan bermuara di pantai Amurang . Melalui suatu musyawara disepakati bahwa untuk mengeringkan danau Bulilin harus dibuat dua buah air pada dua tempat berlawanan arah . Penggalian di sebelah Timur dipimpin oleh Tonaas Lelengboto dan Tonaas Tukali memimpin di sebelah Barat . Mengawali terlebih dahulu, terlebih dahulu diadakan Rumages, sambil membuat korban berupa babi. ayam , nasi , beras ketan , tuak dan nira kepada Amang A Kasuruan Hu Mutu - tu .
Pada malam kesembilan , tiba - tiba terdengar teriakan Tonaas Tumatanga , sebagai tanda bahwa permohonan mereka telah dikabulkan melalui suara burung Manguni . Tonaas Lelengboto dan Tonaas Tukali segera menunaikan pernikahan dan ketika Tonaas Lelengboto berhasil mendatangkan hal tersebut , seperti ada kekuatan gaib yang menahan udara tidak mengalir . Melihat keanehan itu Tonaas Lelengboto kembali mengadakan Rumages dan Pesta Adat memerintahkan dua orang " Ata " ( budak ) turun ke bawah penutup untuk ketiga hatang lidi yang telah ditancapkan sebelumnya .
Ketika kedua budak itu sudah berada di bawah . serulah Tonaas Lelengboto " inilah kedua budak yang kupersembahkan sebagai tumbal " dan ketika ketiga batang lidi berhasil dicabut , bersamaan dengan itu air langsung mengalir deras malang sehingga bagi kedua budak itu lenyap ditelan arus air yang dahsyat melaju ke arah Tengggara , kemudian bermuara di pantai Watuliney sekarang ketika air sudah mengering nampaklah suatu daratan luas yang kemudian dijadikan persawahan . Sedangkan beberapa tempat yang tetap digenangi air , itulah yang hingga kini merupakan danau Bulilin , Seledan , Kawelaan . Useban, Tutud dan Kuyanga. Pada tahun 1824 , Controleur tondano datang berkunjung ke Toundanouw selama tiga hari .
Dari hasil pengamatannya , ia menyarankan agar penduduk Toundanow yang bermukim secara terpencar sebaiknya berkumpul untuk suatu tempat bermukim pada suatu pemukiman yang ditata dengan rapi setelah melalui musyawarah para pemimpin dan tua - negeri , maka dibangunlah pemukiman baru yang kemudian pada tahun 1830 terbentuklah Desa Tombatu Dua .